Minggu, 06 Februari 2011

Wah, Bau Badan Bisa Undang Nyamuk Malaria


Headline
Foto: Istimewa

INILAH.COM, California – Studi baru mengungkap bahwa bau keringat manusia ternyata dapat mengundang nyamuk malaria. Berkat keringat, nyamuk dapat menemukan manusia dengan akurat.

Penelitian Niels Verhulst mengungkap bahwa nyamuk malaria sangat menyukai bakteri staphylococci. Bakteri ini biasa muncul pada kulit manusia, dan kulit manusia sendiri memiliiki berbagai jenis bakteri.

Nyamuk yang mencium bau khas manusia ini dapat mendeteksi manusia dengan akurat, meski radiusnya tertentu. “Sebenarnya, keringat tak mengeluarkan bau. Berbagai jenis bau itu muncul karena bakteri di kulit bereaksi,” kata Verhulst.

Dalam penelitian, Verhulst menguji bagaimana nyamuk bereaksi terhadap lima jenis bakteri kulit. Uji coba dilakukan di Wageningen dan Kenya, Afrika. Hasilnya nyamuk Anopheles tertarik pada berbagai jenis bau yang dihasilkan bakteri kulit. Seperti dikutip dari Science Daily, hanya satu yang tak disukai, yakni pseudomonas.

“Bakteri pseudomonas juga terdapat di tubuh manusia. Itulah sebabnya mengapa ada manusia yang tak terlalu sering diserang nyamuk tertentu secara berlebihan,” tambahnya.

“Ada beberapa bau-bauan yang bekerja dengan baik. Kami terus menyempurnakannya dan melihat bau tiruan seperti apa yang paling disukai nyamuk,” tandasnya.[ito]


Kenapa Nyamuk Berdengung di Telinga?


Headline
Foto: Istimewa

INILAH.COM, Jakarta- Nyamuk pejantan tidak bersedia menyantap darah demi anak-anaknya. Di sisi lain, spesies betina memerlukan darah untuk memproduksi telur, selain mengkonsumsi nektar.

Untuk menemukan korban, calon ibu nyamuk ini mencari isyarat manusia seperti panas tubuh, kelembaban dan emisi karbon dioksida. Padahal, karbon dioksida yang menarik serangga itu berada di di sekitar kepala kita.

Karenanya, mereka berkeliling di sekitar kepala sehingga menimbulkan bunyi.Nyamuk membutuhkan darah manusia hanya untuk memproduksi telur, sehingga yang menggigit hanyalah nyamuk betina.

Nyamuk bertanggung jawab menyebarkan malaria yang mendera 250 juta orang di seluruh dunia setiap tahun.[ito]

SUMBER INILAH.COM

Teori Baru, Gas Metana Penyebab Banyaknya Kapal Hilang di Bermuda

Misteri hilangnya beberapa kapal laut dan pesawat terbang di wilayah yang disebut "Segitiga Bermuda" kini memunculkna teori baru.

Singkirkan jauh-jauh dugaan kita tentang pesawat luar angkasa alien, anomali waktu, piramida raksasa bangsa Atlantis, atau fenomena meteorologis.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgy11a-kZLAjM_Px54adBVxzziKZQiJP7mbtRV7AXJ1wB52ALOZIbKrRXfnSqm4OKYy7u3UyzmOiKf7EDVG-INZAiPeDI31_S-kqZLVNEO1NDBONNGH3PXystdJeRaMAl-Py9kkkqwWJhI/s320/bermuda+triangle2.jpg

Segitiga Bermuda adalah sebuah fenomena gas akut biasa, demikian tulis Salem-News.com. Gas alam, sama seperti gas yang dihasilkan oleh air mendidih. Terutama gas metana, adalah tersangka utama di balik hilangnya beberapa pesawat terbang dan kapal laut.

Bukti dari penemuan yang membawa sudut pandang baru terhadap misteri yang menghantui dunia selama bertahun-tahun itu tertuang dalam laporan American Journal of Physics.

Gas Metana Bermuda

Professor Joseph Monaghan meneliti hipotesis itu ditemani oleh David May di Monash University, Melbourne, Australia.

Dua hipotesis dari penelitian itu adalah balon-balon raksasa gas metana keluar dari dasar lautan yang menyebabkan sebagian besar (tidak mengatakan semua) kecelakaan misterius di lokasi itu.

Ivan T Sanderson sebenarnya telah mengidentifikasi zona-zona misterius selama tahun 1960-an. Sanderson bahkan menggambarkan sebenarnya zona-zona misterius itu lebih berbentuk seperti ketupat ketimbang segitiga.

Sanderson menemukan bahwa bukan saja Segitiga Bermuda tetapi Laut Jepang dan Laut Utara adalah dua area tempat kejadian misterius sering terjadi.

Para Oseanograf yang menjelajah di dasar laut Segitiga Bermuda dan Laut Utara, wilayah di antara Eropa daratan dan Inggris melaporkan menemukan banyak kandungan metana dan situs-situs bekas longsoran.

Berangkat dari keterkaitan itu dan data-data yang tersedia, dua peneliti itu menggambarkan apa yang terjadi jika sebuah balon metana raksasa meledak dari dasar laut.

Metana yang biasanya membeku di bawah lapisan bebatuan bawah tanah, bisa keluar dan berubah menjadi balon gas yang membesar secara geometris ketika ia bergerak ke atas. Ketika mencapai permukaan air, balon berisi gas itu akan terus membesar ke atas dan ke luar.

Ilustrasi

Teori ini berhasil diuji coba di laboratorium dan hasilnya memuaskan beberapa orang tentang penjelasan yang masuk akal seputar misteri lenyapnya pesawat-pesawat dan kapal laut yang melintas di wilayah tersebut.

Menurut Bill Dillon dari U.S Geological Survey, air bercahaya putih itulah penyebabnya. Di daerah segitiga maut Bermuda dan juga di beberapa daerah lain sepanjang tepi pesisir benua, terdapat "tambang metana".

Tambang ini terbentuk kalau gas metana menumpuk di bawah dasar laut yang tak dapat ditembusnya. Gas ini dapat lolos tiba-tiba kalau dasar laut retak.

Lolosnya tidak kepalang tangung. Dengan kekuatan yang luar biasa, tumpukan gas itu menyembur ke permukaan sambil merebus air, membentuk senyawa metana hidrat.

Air yang dilalui gas ini mendidih sampai terlihat seperti "air bercahaya putih". Blow out serupa yang pernah terjadi di laut Kaspia sudah banyak menelan anjungan pengeboran minyak sebagai korban.

Regu penyelamat yang dikerahkan tidak menemukan sisa sama sekali. Mungkin karena alat dan manusia yang menjadi korban tersedot pusaran air, dan jatuh kedalam lubang bekas retakan dasar laut, lalu tanah dan air yang semula naik ke atas tapi kemudian mengendap lagi di dasar laut, menimbun mereka semua.

Setiap kapal yang terperangkap di dalam balon gas raksasa itu akan langsung goyah dan tenggelam ke dasar lautan. Jika balon itu cukup besar dan memiliki kepadatan yang cukup, maka pesawat terbang pun bisa dihantam jatuh olehnya.

Pesawat terbang yang terjebak di balon metana raksasa, berkemungkinan mengalami keruskan mesin karena diselimuti oleh metana dan segera kehilangan daya angkatnya.

Sumber :
antaranews.com / yasirmaster.blogspot.com / kadri-blog.blogspot.com

MATA BUATAN BERUMUR 4.800 TAHUN

Mata buatan berumur 4.800 tahun baru-baru ini telah ditemukan oleh beberapa Tim Arkeolog yang sedang melakukan penggalian atas situs purbakala di wilayah Burnt City, Iran.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTbe-FV1q8aiZnratYB0t_Fq4o4Od-XO1Cu2HCXZ56B28Zh5GQAGNDLwK2Wer3WWsr2pTVESVDjmvnPYz-g1rO4fil4aNRMLxk_Wv1V3hb09ZFNnx2pyxGW4O4UCjDQRZ9_h1-dThR8kNG/s400/mata.jpg

Temuan hebat ini telah mendukung spekulasi bahwa pada masa-masa itu, manusia telah mengenal dan mengalami kemajuan yang pesat dalam bidang ilmu kedokteran, terbukti dengan adanya temuan mata buatan tadi serta peralatan bedahnya yang sering disebut presthtic device.

Pada Teks Yahudi awal mengisahkan adanya sebuah kisah yang menerangkan dari seorang wanita yang memakai mata buatan yang terbuat dari emas. Namun, mata buatan yang baru ditemukan ini bukanlah berbahan dasar dari emas.


Setelah sedikit diteliti, mata buatan tersebut terbuat dari semacam getah tumbuhan yang dipadatkan dengan cara khusus ,kemudian dicampur dengan sedikit lemak hewani.

Penelitian lebih lanjut akan sangat diperlukan untuk menentukan susunan persisnya dari bahan dasar pembuatan mata palsu tadi.

Sumber :
situslakalaka.blogspot.com

Inilah Penyebab Malaria Sulit Dimusnahkan

INILAH.COM, Jakarta - Ilmuwan menemukan jenis nyamuk baru di Afrika yang menyulitkan pengendalian malaria. Hewan ini hidup di luar ruangan sehingga kebal terhadap semprotan insektisida.

Peneliti Prancis berhasil mengumpulkan berbagai jenis nyamuk di sekitar kolam desa Burkina Faso, Afrika Barat. Nyamuk yang termasuk jenis Anopheles gambiae ini tidak pernah terdokumentasikan sebelumnya.

Nyamuk sangat rentan terhadap infensi parasit malaria. Namun, untuk nyamuk yang sering berada di luar ruangan ini, mampu menghindari pengendalian nyamuk dengan materi kimia.

Nyamuk bernama Goundry berhasil dikumpulkan Lembaga Penelitian Ilmiah Prancis di Paris.

“Nyamuk ini sangat rentan terhadap parasit malaria manusia. Mereka berasal dari satu spesies yang memiliki ketertarikan dengan darah manusia. Mereka juga berasal dari populasi yang berlimpah,” ujar Dr. Ken Vernick, pemimpin studi ini.

Namun, Goundry masih berada di tahap awal evolusi sehingga mampu menolak tindakan pengendalian malaria di dalam ruangan menggunakan alat semprot insektisida. Tim Vernick belum mampu mengukur berapa banyak tipe nyamuk yang bertanggung jawab atas penularan malaira.

“Apa yang dapat kami katakan adalah hampir tidak mungkin nyamuk ini tidak berbahaya,” ujar Vernick.

Malaria merupakan penyakit menular via nyamuk yang mengancam hampir setengah penduduk dunia. Sebagian besar korban adalah anak balita di negara miskin Afrika. [vin]

sumber inilah.com

Mengapa Beo Jadi Burung Teraneh?


INILAH.COM, Jakarta - Burung Beo dikagumi karena kemampuannya meniru perkataan manusia. Namun, burung ini memiliki keanehan yang membuatnya lebih dikenal. Apa itu?

Tak hanya berbicara, hewan ini ternyata pemilih saat gunakan tangan. Ilmuwan yang mempelajari 320 burung beo dari 16 spesies Australia mencari tahu penggunaan 'tangan', alias sayapnya, untuk menggapai makanan.

Studi menyatakan, 47% beo lebih sering menggunakan tangan kiri. Di sisi lain, 33% menggunakan tangan kanan. Selain itu, burung beo muda memang berganti-ganti saat menggunakan tangan.

Namun, seiring waktu, burung beo akan memilih satu tangan untuk selamanya. Hal ini dikatakan oleh Dr. Calum Brown dari Macquarie University, Sydney, Australia, yang memimpin studi ini.

“Pada dasarnya, Anda dapat melihat hubungan sangat erat antara mata yang mereka gunakan untuk melihat mangsa dan tangan yang mereka gunakan untuk menggapainya. Burung beo merupakan hewan paling konsisten," paparnya.

Di beberapa spesies, tingkat kekuatan tangan, baik kanan ataupun kiri, sama saja sehingga tidak ada variasi yang efektif.

“Namun bagi Kakaktua sulphur-crested, sebagian besar mereka menggunakan tangan kiri. Jika Anda melihat burung yang masih muda, mereka akan memanfaatkan keduanya namun memilih salah satu saat dewasa.”

Ide pemilihan salah satu tangan lebih sering daripada yang lain, dalam dunia manusia, dikenal dengan nama lateralisasi yang berarti gagasan wewenang yang diterapkan pada otak untuk fungsi tangan yang berbeda dari lainnya.

Bagi burung beo, mereka hanya memikirkan keuntungan lebih, terlepas dari dominasi kanan atau kiri.

Kemampuan ini memungkinkan efisiensi lebih besar. Sama seperti komputer dengan dua prosesor yang bisa melakukan dua hal secara bersamaan sehingga efektif. Ini yang mungkin terjadi pada burung beo, kesimpulan studi yang diterbitkan di Biological Letters ini. [vin]

Kutu Air Kalahkan Manusia

INILAH.COM, Jakarta - Kutu mungkin tampak seperti kehidupan sederhana di kolam. Namun dalam lingkup kompleksitas genetik, kutu air bahkan bisa mengalahkan manusia. Seperti apa?



Ilmuwan yang mempelajari makhluk berukuran kurang dari satu milimeter ini berhasil menemukan informasi mengejutkan. Secara keseluruhan, kutu air Daphnia pulex memiliki 31.000 gen di dalam DNA mereka.

Di sisi lain, manusia hanya memiliki 23.000 gen. Hewan itu merupakan krustasea pertama yang memiliki cetak biru urutan bahan kimia pembentuk kode genetik atau genom.

“Kami memperkirakan rasio ini tiga kali lebih besar dari invertebrata lain serta 30% lebih tinggi dari manusia,” ujar direktur proyek genom Dr. John Colbourne.

Daphnia sekilas tampak biasa dengan tubuh trasnparan, anggota badan saling terkait, mata majemuk serta sistem saraf dan peredaran darah yang sederhana.

“Namun, lebih dari sepertiga gen Daphnia tidak tercatat di organisme lain. Artinya, mereka benar-benar baru bagi ilmu pengetahuan,” ujar Dr. Don Gilbert, anggota tim peneliti di Indiana University.

Makhluk ini dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Mereka mampu berkembang biak tanpa pejantan dengan reproduksi klonal. Dengan tingkat duplikasi gen yang tinggi, inilah alasan mengapa Daphnia memiliki gen begitu tinggi, seperti dikutip dari jurnal Science.

Hewan itu memiliki cara unik untuk menanggapi stres. Beberapa spesies memunculkan dua ekor tambahan, gigi di leher atau helm pelindung ketika merasa terancam predator.

Daphnia juga bisa beradaptasi dengan lingkungan ekstrim seperti keasaman tinggi, racun, konsentrasi oksigen minim, kualitas makanan dan suhu yang berubah drastis. [vin]

BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN

A.     Besaran dan Satuan v   Pengukuran adalah kegiatan membandingkan besaran dengan satuan atau suatu cara untuk mengetahui besarnya...