Jumat, 05 Agustus 2011

Ayam Betina Dapat Memilih Sperma

INILAH.COM, Jakarta - Ayam betina liar sangat selektif memilih ayah bagi anak-anaknya, yakni dengan cara menyortir sperma.

Ahli zoologi Universitas Oxford menemukan, ayam betina liar, setelah kawin, bisa mengeluarkan kembali sperma pejantannya dengan cara paksa. Ini mereka lakukan untuk mengurangi kemungkinan pembuahan. Dengan cara itulah, si ayam bisa memilih induk jantan bagi anak-anaknya.

Diberitakan Wired, Rebecca Dean, dari Oxford University Department of Zoology mengatakan, rata-rata 80% hasil ejakulasinya dibuang lagi. Sebagian besar sperma yang masuk berisiko gagal dibuahi, karena si ayam dapat memilah sperma mana yang boleh membuahi telurnya.

Ayam betina tidak memperlakukan pejantannya dengan cara sama. Jadi walaupun si betina sudah pernah kawin dengan seekor ayam jantan, ia bisa kawin lagi dengan ayam jantan ke dua dan ketiga, tapi yang kedua dan ketiga itu tidak dibuahi.

Sperma pejantan yang inferior tidak mendapat proritas untuk dibuahi, sebaliknya, betina lebih memilih sperma pejantan yang dominan. [mor]

Cara Baru, Menyuntik Tanpa Jarum

INILAH.COM, Jakarta - Dengan teknologi nano, profesor menciptakan alat suntik yang dapat menginjeksi lebih efektif. Tanpa jarum.

Jarum suntik memang menyeramkan bagi sebagian orang. Tapi walau bagaimanapun, kadang orang-orang yang takut jarum suntik harus diberi vaksin.

Diberitakan TheAustralian, Mark Kendall, profesor teknologi nano dan Australian Institute for Bioengineering mengembangkan nanopatch yang dapat ‘menyuntikkan’ vaksin tanpa harus menusukkan jarum ke kulit.

Alat suntik istimewa ini dibuat dengan teknologi nano yang terdiri atas ribuan struktur kecil yang dapat menyalurkan vaksinlangsung ke sel pertahanan tubuh tanpa harus melewati otot.

Alat ini dicobakan pertama kali pada hewan. Ternyata, nanopatch dapat menginjeksi vaksin flu lebih efektif, yakni hanya dengan dosis lebih sedikit, hanya 1/150 dibandingkan dengan dosis vaksin yang disuntikkan menggunakan jarum.

Teknologi ini tentu juga akan mengurangi penyebaran penyakit akibat jarum yang tidak steril. [mor]

Wow, Jendela Kaca Penghasil Listrik


INILAH.COM, Jakarta – Ilmuwan menciptakan panel surya tembus pandang, yang dapat digunakan sebagai kaca jendela.

Selama ini, panel surya dikenal sebagai perangkat hitam dan dipasang di atap rumah. Tapi bagaimana jika panel surya itu dipasang sebagai jendela?

Jangan khawatir rumah Anda jadi kegelapan, karena ilmuwan startup energi di Maryland menciptakan panel surya tembus pandang.

“Ilmuwan kami telah mencipatkan SolarWindow yang lebih dari sekadar kaca transparan. Kami dapat membuat perangkat plastik fleksibel ini menghasilkan listrik,” ujar John A. Conklin, presiden dan CEO New Energy Technologies, seperti dikutip dari SmartPlanet.

Panel surya ini diharapkan dapat menggantikan kaca transparan yang biasa digunakan sebagai jendela di sejumlah bangunan komersial. Dibuat dengan bahan plastik polyethylene terephthalate yang transparan dan fleksibel,

SolarWindow dilengkapi lapisan seperti yang terdapat pada panel surya, sehingga dapat menghasilkan listrik. Saat ini, perangkat itu telah berhasil dipasang di Willis Tower di Chicago, dan akan dijual untuk umum. [mor]

Kamis, 04 Agustus 2011

Bola Gas Raksasa di Luar Angkasa

KOMPAS.com — Sebuah bintang mengeluarkan gas yang membentuk bola raksasa berwarna biru. Temuan bentuk yang unik ini memberi petunjuk baru dalam pembentukan nebula.

Nebula berbentuk bola tersebut diberi nama "Kronberger 61", sesuai dengan nama penemunya, Matthias Kronberger, seorang astronom amatir. Kronberger mendapati keberadaan nebula tersebut pada Januari 2011 ketika meneliti foto-foto digital hasil survei sejak tahun 1980-an. Kronberger menginformasikan temuannya kepada astronom profesional dari Gemini Observatory di Hawaii yang kemudian meneliti lebih lanjut dan menghasilkan gambar versi berwarna.

Kronberger 61 terletak sekitar 13.000 tahun cahaya di daerah rasi bintang Cygnus. Bentuknya nyaris bulat sempurna—bentuk yang aneh dibandingkan sekitar 3.000 nebula yang pernah ditemukan. "Sedikit sekali nebula yang sangat bulat. Biasanya mereka memanjang atau berbentuk seperti kupu-kupu atau obyek lain," kata astronom George Jacoby dari Giant Magellan Telescope Organization di Pasadena, California, Amerika Serikat, yang membantu pembuatan gambar Kronberger 61 menggunakan Gemini.

Nebula terjadi ketika sebuah bintang melebur hidrogennya menjadi helium, dilanjutkan dengan perubahan helium menjadi karbon. Saat itu bintang menjadi tidak stabil dan membengkak. Inti planet yang panas mulai kembang kempis membuat lapisan gas terluar meluruh. Saat itulah menjadi tahap awal munculnya nebula. Ketika inti planet terekspos, radiasi panasnya melontarkan gas, membuatnya tampak berpendar.

Proses pembentukan struktur nebula yang rumit saat ini masih jadi perdebatan. Sebuah pendapat mengatakan bahwa bentuk nebula dipengaruhi oleh gaya gravitasi benda langit di sekitar bintang, seperti planet besar. Pendapat lain menyebutkan bahwa bentuk tidak perlu dibantu oleh benda langit lain.

"Dalam kasus Kronberger 61, kita akan ketahui satu tahun dari sekarang, setelah teleskop Kepler berhasil meneliti bintang di pusat nebula," kata Jacoby. Jika bintang terlihat redup dan terang secara periodik, kemungkinan pembentukan nebula dibantu oleh benda langit lain. Saat redup, kemungkinan ada obyek yang lewat di antara Bumi dan bintang. Obyek itulah yang membantu pembentukan nebula. (National Geographic Indonesia/Alex Pangestu)

Bumi Pernah Punya Dua Bulan?

KOMPAS.com — Bumi pernah punya dua bulan. Satu bulan berukuran kecil dan bulan lain berukuran 3 kali lebih lebar dan 25 kali lebih berat. Hal itu diungkapkan oleh astronom University of California, Erik Aspaugh, dan timnya dalam publikasi di jurnal Nature, Rabu (3/8/2011).

Dua bulan itu bersanding dengan Bumi hingga akhirnya bertabrakan yang disebut "Big Splat" dan terjadi pada 4,4 miliar tahun yang lalu. Dalam peristiwa itu, bulan yang lebih kecil menabrak bulan yang lebih besar. Saat itu, dua bulan yang konon terbentuk dari planet yang menghantam Bumi 100 juta tahun sebelumnya itu masih berusia muda.

Tabrakan berlangsung dengan kecepatan 8.000 km/jam, tergolong lambat secara astronomi. Saking lambatnya, Aspaugh mengumpamakan, "Orang akan bosan melihatnya sebab bahkan butuh waktu 10 menit bagi kancing untuk bisa terpendam di Bulan."

Akibat tabrakan lambat, batuan di dua bulan tidak meleleh. Bahkan, tak ada kawah yang tercipta karenanya. Material dari bulan yang lebih kecil hanya berhamburan di muka bulan yang lebih besar atau Bulan yang kita kenal sekarang.

Seperti diwartakan Foxnews, Rabu, Aspaugh mengungkapkan, tabrakan dua bulan itu menjelaskan mengapa permukaan Bulan yang jauh dari Bumi lebih berbukit-bukit. Menurut Aspaugh, bukit-bukit itu berasal dari hamburan material hasil tabrakan.

Jay Melosh dari Purdue University yang tak terlibat penelitian ini mengatakan, teori dua bulan ini ramai dibicarakan dalam konferensi NASA membahas proyek robotik ke Bulan di masa depan yang berlangsung minggu ini. "Tak ada yang salah dengan teori ini. Bisa saja benar, bisa saja salah," kata Melosh memberi tanggapan.

Benar atau salah, yang jelas Aspaugh beranggapan, "Dua bulan itu memang ditakdirkan bertabrakan. Tak ada jalan keluar dari itu." Bulan yang lebih besar memiliki gravitasi yang begitu kuat sehingga bulan yang lebih kecil tidak mampu melawan pengaruhnya.

NASA Temukan "Aliran Sungai" di Mars


KOMPAS.com - Kamera High Resolution Imaging Science Experiment (HiRiSE) yang ada pada Mars Reconaissance Orbiter (MRO) berhasil menangkap citra guratan pada kawah curam di Mars. Para ilmuwan mempercayai, guratan tersebut merupakan tanda keberadaan air yang mengalir layaknya sungai.

"Ini adalah air masa kini, bukan yang terdapat di masa lalu," kata Alfred McEwen, pakar ilmu keplanetan dari University of Arizona yang terlibat penelitian ini. Ia mengatakannya dalam konferensi pers yang diadakan NASA, Kamis (4/8/2011). "Penjelasan paling masuk akal dari hasil observasi sejauh ini adalah aliran air asin," sambung McEwen.

Meski demikian, ia buru-buru menegaskan bahwa hasil observasi yang dipublikasikan hari ini di jurnal Science ini bukanlah bukti keberadaan aliran air secara langsung. Meski demikian, alternatif penjelasan selain air mengalir masih belum ada.

"Membandingkan dengan Bumi, sulit menjelaskan bahwa guratan terbentuk dari aliran zat lain. Pertanyaannya adalah, apakah ini terjadi di Mars, dan bila ya, mengapa hanya di tempat tertentu," jelas Richard Zurek, pimpinan proyek MRO dari Jet Propulsion Laboratory NASA.

McEwen menjelaskan, dari guratan yang ditinggalkan, tampak bahwa air yang mengalir memiliki kekentalan yang tinggi, membuatnya lebih mirip dengan aliran sirup. Namun, McEwen menuturkan, "Kami belum tahu salinitas atau keasinan dari air yang mengalir itu."

Guratan-guratan itu merupakan guratan musiman yang terbentuk di musim panas membuat penampakan gelap dan seolah menghilang di musim dingin. Guratan sudah ditemukan di 7 lokasi dan kemungkinan di 20 lokasi lainnya lagi. Salah satunya ada di sekitar kawah Newton. Setiap lokasi penemuan kurang lebih memiliki 1000 guratan yang jika dilihat berbentuk seperti jari.

Lisa M Pratt, pakar biogeokimia dari Indiana Univerity mengatakan, guratan yang ditemukan bisa berpotensi menjadi tempat tinggal makhluk hidup, jika memang ada. Di Bumi, mikroba bisa hidup di air asin yang tak pernah membeku, atau bahkan bisa mengalami dormansi di air beku.

"Ini sangat spekulatif karena kita tidak tahu apakah ada organisme di sana, atau apakah pernah ada sebelumnya," kata Pratt seperti dikutip the New York Times hari ini.

Guratan-guratan pada kawah Mars itu pertama kali terobservasi oleh pelajar University of Arizona, Lujendra Ojha. Ia tengah mempelajari perubahan kecil yang ada di planet Mars ketika akhirnya menemukan struktur guratan tersebut.

"Saya bingung saat pertama kali melihatnya dalam gambar setelah saya memproses dengan algaritma," kata Ojha. "Tapi kami akhirnya sadar bahwa guratan itu ialah struktur berbeda dari yang ditemukan sebelumnya. Kami melihat bahwa ini struktur musiman dan bisa tumbuh hingga 200 meter dalam 2 bulan," sambung Ojha.

Konfirmasi struktur guratan yang tampak gelap dengan Compact Reconaissance Imaging Spectrometer for Mars (CRISM) memang tak menunjukkan tanda keberadaan aliran air secara langsung. Tapi, ini tak menutup kemungkinan adanya aliran air yang cepat kering atau hanya dalam jumlah sedikit di bagian sub permukaan.

Menjelaskan penampakan guratan yang gelap dan kemampuannya berubah menjadi terang, McEwen mengatakan, "Guratan tampak gelap bukan karena aliran air yang basah. Aliran air asin bisa menyusun kembali butiran-butiran atau mengubah kekasaran permukaan sehingga tampak gelap. Bagaimana guratan tampak terang lagi saat temperatur turun, belum ada penjelasan."

McEwen mengatakan, "Ini masih misteri saat ini. Tapi saya pikir ini misteri yang bisa dipecahkan dengan penelitian lebih lanjut."

Wow, Teleskop NASA Rekam Jutaan Galaksi


NILAH.COM, Los Angeles- Data pertama dari misi NASA untuk memetakan seluruh langit telah dirilis ilmuwan di internet. Hasilnya jutaan galaksi muncul dengan warna-warna menakjubkan. Seperti apa?

Katalog langit yang dipublikasikan minggu ini meliputi jutaan galaksi, bintang, asteroid dan objek luar angkasa lainnya.

Meski sebelumnya berbagai ilmuwan sudah melakukan penelitian langit, namun karya terbaru NASA itu berhasil merekam penemuan baru, 33.000 asteroid dan 20 komet, misalnya.

Teleskop Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE) diluncurkan pada 2009 untuk memindai seluruh langit secara rinci dalam lingkup lebih besar, dibandingkan sebelumnya.

WISE sempat hibernasi di awal tahun setelah memetakan langit 1,5 kali lebih besar. Proyek itu dikelola oleh Jet Propulsion Laboratory milik NASA. [mor]

Galaksi Tergelap Semesta Miliki 1.000 Bintang Kuno



INILAH.COM, London – Ilmuwan berhasil menemukan galaksi tergelap yang menyimpan harta karun berupa 1.000 bintang kuno. Galaksi ini terletak sedikit di luar Bima Sakti.

Galaksi kerdil bernama Segue 1 ini sebagian besar berupa materi awan gelap luar biasa yang didekorasi kerlipan bintang. Ilmuwan mengatakan seperti ditulis Dailymail, nampaknya galaksi ini memiliki massa 3.400 kali dari bintang tampak.

Segue 1 berhasil ditemukan berkat teleskop 10 meter Keck II di Hawaii dua tahun lalu oleh peneliti Marla Geha dari Yale University dan Joshua Simon dari Carnegie Institution of Washington. Klaim asli ini berdasarkan data dari Sloan Digital Sky Survey dan teleskop Keck II.

Hasil observasi mengindikasikan, semua bintang itu bergerak bersama dan memiliki banyak kelompok serta lebih kaya bintang. Sebiru bintang di Segue 1 membuat galaksi ini memiliki massa mendekati matahari.

Hal yang sama menariknya, Segue 1 merupakan koleksi luar biasa bintang purba. Bintang tua atau primitif muncul saat semesta masih muda dan hanya beberapa bintang besar tumbuh cukup tua untuk menggabungkan atom ringan seperti hydrogen dan helium ke elemen yang lebih berat seperti besi dan oksigen.

Meski begitu, para peneliti ini yakin masih ada galaksi kerdil gelap lain yang melayang di Bima Sakti dan menunggu untuk ditemukan.

"Kami ingin melihat obyek lain seperti Segue 1," ujar Simon.

Hasil riset ini diterbitkan di Astrophysical Journal. [mor]

Inilah Primata Terkecil di Dunia


INILAH.COM, Madagascar – Dalam kurun 11 tahun terakhir, terdapat lebih dari 600 spesies baru ditemukan di Madagascar. Diantaranya, kukang yang diklaim menjadi primata terkecil dunia.

Ahli flora dan fauna Worldwide Foundation (WWF) mengidentifikasi lebih dari 615 spesies baru di Madagascar dari pengamatan 1999-2010. Spesies itu termasuk, 41 mamalia, 385 tanaman, 69 amfibi, 61 reptil, 17 ikan dan 42 hewan tak bertulang punggung.

Salah satu temuan yang utama ahli itu adalah, Microcebus Berthae, lemur 10 cm yang ditemukan pada 2000 lalu. Hewan ini disebut sebagai primata terkecil dunia. Selain itu, para ahli juga menemukan tanaman palem Tahina (Tahina Spectabilis), palem kipas besar yang hanya berbunga sekali seumur hidup.

Ahli juga menemukan laba-laba emas Komac (Nephila Komaci) yang mampu memintal jaring emas sepanjang lebih dari satu meter. Namun seperti dikutip Daily Mail, WWF mengklaim masa depan spesies baru eksotis itu masuk daftar terancam.

Pasalnya, kerusakan hutan kian meluas. Berdasarkan data WWF, satu juta hektare hutan Madagascar hilang dalam 20 tahun terakhir. Terlebih saat politik kian memanas akibat kudeta Maret 2009, puluhan ribu hektar hutan dijarah demi mendapat kayu.

Meski begitu WWF berkeras terus mengusahakan lingkungan aman untuk spesies tersebut.

"Terbukti, Madagascar memiliki ekosistem unik dan tak tergantikan,” ujar penasihat konservasi senior WWF Inggris Mark Wright.

WWF bekerja keras membangun area perlindungan di Madagascar serta mempromosikan alternatif lingkungan hidup yang bisa membantu penduduk Madagascar hidup harmonis di tengah alam. [mor]

Inilah Asal Muasal Panas Bumi


INILAH.COM, Washington – Panas sebesar 44 triliun watt terus mengalir dari interior Bumi ke ruang angkasa. Namun, tahukah Anda asal muasal panas ini?

Para geolog mengandalkan pengukuran suhu di lebih dari 20 ribu sumur bor di seluruh dunia. Jurnal Nature Geoscience melaporkan, peluruhan radioaktif uranium, torium, dan kalium dalam kerak bumi dan mantel merupakan sumber utama panas ini.

Pada 2005, kolaborasi pertama ilmuwan di KamLAND (Kamioka Liquid-scintillator Antineutrino Detector) yang berbasis di Jepang ini menunjukkan seperti dikutip thaindian, ada cara mengukur kontribusi itu secara langsung.

Sebuah neutrino, mirip elektron, merupakan partikel dasar yang bergerak mendekati kecepatan cahaya. Namun menurut Berkeley Lab, penyumbang utama KamLAND, berbeda dengan elektron, partikel ini tak membawa muatan listrik.

Kuncinya terletak pada penangkapan apa yang dijuluki KamLAND geoneutrino (geo-antineutrinos) yang dipancarkan saat isotop radioaktif (unsur kimia yang sama dengan massa berbeda) membusuk.

"Sebagai detektor, KamLAND punya kelebihan berbeda," ujar anggota Kementerian Energi Amerika Serikat (AS) di Berkeley Lab Stuart Freedman.

Freedman yang juga merupakan profesor fisika di University of California, Berkeley, mengatakan, “KamLAND secara khusus dirancang guna mempelajari antineutrinos. Kami mampu membedakannya dari gangguan di latar dan mendeteksinya menggunakan sensitivitas sangat tinggi."

Satu hal yang setidaknya 97% pasti adalah peluruhan pasokan radioaktif hanya menyumbang setengah panas bumi. Sumber-sumber lain juga harus diperhitungkan. Antineutrinos dihasilkan tak hanya dalam peluruhan uranium, torium, dan isotop kalium juga dalam variasi lain, termasuk produk fisi dalam reaktor nuklir. [mor]

Bagaimana Laba-Laba Bisa Keluarkan Jaring?


INILAH.COM, Jakarta – Meski sering ditakui, sebagian besar laba-laba tak berbahaya. Menakjubkannya, laba-laba bisa membuat jaring yang kuat dan tahan lama melebihi serat apa pun di Bumi.

"Jaring laba-laba lebih tahan lama dan elastis dibanding serat buatan manusia terkuat, Kevlar, yang digunakan pada rompi antipeluru," kata ahli zoologi evolusioner dan ahli jaring laba-laba Fritz Vollrath di University of Aarhus, Denmark.

Menurut profesor emeritus teknik mesin John Lienhard di University of Houston, jaring laba-laba juga sangat lentur, bahkan bisa meregang 140% dari panjang asli tanpa putus. Untuk bahan perkasa seperti itu, jaring laba-laba sangat ringan.

Menurut buku terbitan 2007 “The Book of Animal Ignorance: Everything You Think You Know Is Wrong,” seuntai jaring yang melingkari Bumi kurang lebih hanya seberat sebatang sabun.

Protein serat halus yang dipintal laba-laba punya banyak kegunaan. Ketika bayi laba-laba menetas dari telur, bayi ini melepaskan sendiri jaringnya dan sabar menunggu agar terbawa angin dan tersebar ke lokasi baru, proses ini dikenal sebagai ‘balon’. Ketika bayi laba-laba mendarat, ia akan membuat jaring guna menangkap serangga untuk makan.

Menurut asisten profesor entomologi Linda Rayor di Cornell University, beberapa spesies laba-laba lebih memilih membuat jaring kecil di antara kaki dan menerkam serangga. Hal ini hanya butuh sedikit waktu dan energi dibanding membuat jaring besar yang rumit.

Beberapa laba-laba juga menggunakan jaring untuk membuat sarang pelindung atau kepompong, dan adapula yang memanfaatkannya agar bisa menempuh jarak beberapa meter memanfaatkan angin. Ada pula laba-laba yang mendaur jaringnya setelah tak dipakai.

Ilmuwan telah lama mencoba memahami mekanisme cara laba-laba membuat jaring, dan sejauh ini upaya menciptakan sutra di laboratorium sering gagal.

Apa yang membuat jaring sulit diciptakan secara artifisial adalah, molekul protein kompleks dan sekuens DNA berulang. Namun, ilmuwan paham bagaimana jaring mengeras dalam laba-laba.

Vollrath menemukan, laba-laba melalukannya dengan mengasamkannya, metode serupa proses pembuatan serat industri seperti nilon.

Setelah memeriksa saluran dalam laba-laba, Vollrath menyatakan, sebelum masuk saluran, jaring terdiri dari protein cair. Menurut artikel Vollrath di Nature, saat cairan masuk saluran, sel-sel menarik air dari protein jaring dan hidrogen dipompa ke bagian lain saluran dan menghasilkan bak asam.

Alhasil, jaring yang belum dipintal berubah dari gel menjadi serat solid melalui kelenjar asam laba-laba spinneret. Laba-laba memiliki 2-8 spineret, tergantung spesiesnya.

Spineret ini mengeluarkan berbagai jenis jaring, dari yang lengket hingga tidak, tergantung waktu yang dibutuhkan laba-laba. [mor]

Makhluk di Bumi Berasal dari Bintang?


NILAH.COM, Jakarta – Teori menyatakan, semua orang dan segala sesuatu di Bumi memiliki partikel bintang yang amat kecil. Banyak topik terkait sains pun bermunculan.

Pada awal 1980an, astronom Carl Sagan membawakan acara dan menarasi 13 bagian seri televisi berjudul ‘Cosmos’ yang mengudara di PBS. Di acara itu, Sagan menjelaskan secara mendetil betapa banyak topik terkait sains ini, termasuk sejarah Bumi, evolusi, asal muasal kehidupan dan sistem tata surya.

“Kita adalah jalan bagi alam semesta mengenal dirinya sendiri. Beberapa bagian keberadaan kita mengetahui asal kita. Kita ingin kembali. Dan kita bisa, karena kosmos juga ada dalam diri kita. Kita terbuat dari bintang,” pernyataan terkenal Sagan dalam satu episode.

Pernyataannya meringkas fakta bahwa karbon, nitrogen dan atom oksigen dalam tubuh manusia, serta atom dari semua unsur berat lainnya diciptakan pada generasi bintang sebelumnya lebih dari 4,5 miliar tahun silam.

Karena manusia dan tiap hewan lain, juga sebagian besar materi di Bumi, mengandung unsur-unsur ini, manusia benar-benar terbuat dari bahan bintang, kata profesor astronomi Chris Impey di University of Arizona.

“Semua bahan organik yang mengandung karbon awalnya diproduksi dalam bintang-bintang,” papar Impey. Alam semesta awalnya merupakan hidrogen dan helium, karbon yang kemudian dibuat selama miliaran tahun, lanjutnya.

Saat pasokan hidrogen bintang telah habis, bintang bisa mati dalam ledakan ganas yang disebut Nova. Menurut ‘Supernova,’ (World Book Inc., 2005), ledakan sebuah bintang masif, disebut supernova, bisa miliaran kali terang Matahari.

Ledakan bintang seperti ini melemparkan awan besar debu dan gas ke dalam ruang angkasa dengan jumlah dan komposisi bahan yang bervariasi tergantung pada jenis supernova yang terjadi.

Supernova mencapai puncak kecerahannya beberapa hari setelah ledakan pertama terjadi selama waktu ledakan ini akan lebih cemerlang dari galaksi seluruh bintang. Menurut ‘Supernova,’ bintang mati ini kemudian terus bersinar secara intens selama beberapa pekan sebelum secara bertahap memudar dari pandangan.

Bahan dari supernova akhirnya menyebar di seluruh ruang angkasa antarbintang. Menurut ‘Cosmic Collisions: The Hubble Atlas of Merging Galaxies,’ (Springer, 2009), bintang-bintang tertua hampir secara eksklusif terdiri dari hidrogen dan helium dengan oksigen dan sisa unsur-unsur berat di alam semesta yang berasal dari ledakan supernova.

“Teori ini teruji dengan baik. Kita tahu bintang-bintang ini membuat elemen berat, dan di akhir hidupnya, bintang mengeluarkan gas ke media antar bintang sehingga bisa menjadi bagian dari bintang dan planet-planet berikutnya (serta manusia),” kata Impey.

Jadi, semua kehidupan di Bumi dan atom dalam tubuh kita diciptakan dalam tungku bintang yang kini telah lama mati, lanjutnya. Pada 2002, seniman musik Moby merilis ‘We Are All Made of Stars’. Lirik lagu ini terinspirasi fisika kuantum. “Pada tingkat kuantum dasar, semua materi di alam semesta pada dasarnya terdiri dari debu,” katanya.

Baru-baru ini, Symphony of Science, proyek artistik yang dipimpin John Boswell yang dirancang untuk memberi pengetahuan ilmiah meski dalam musik remix, merilis ‘We Are All Connected’. Lagu ini memiliki fitur klip proklamasi Sagan ‘Kita terbuat dari bahan bintang’. [mdr]

Ditemukan Bukti Asteroid Punahkan DinosaurusDitemukan Bukti Asteroid Punahkan Dinosaurus


INILAH.COM, London – Tanduk dari salah satu dinosaurus selamat akhirnya bisa membuktikan kebenaran meteor raksasa menghantam Bumi dan memusnahkan era reptil itu di Bumi.

Fosil tanduk sepanjang 45 cm milik keluarga dinosaurus pemakan tanaman, Triceratop ditemukan di situs geologis yang dikenal sebagai Hell Creek Formation di tenggara Montana, Amerika Serikat (AS), tempat banyak fosil dinosaurus lain ditemukan.

Hal yang membuat temuan ini menarik adalah lokasi ditemukannya, hanya 13 cm di bawah lapisan batu yang menandai Cretaceous-Tertiary atau batas ‘K-T,’ titik catatan fosil tempat dinosaurus mati. Artinya seperti ditulis dailymail, semua jejak dinosaurus yang ada di sekitar waktu itu seharusnya telah hilang.

Ilmuwan yakin, dinosaurus ini menghilang secara tiba-tiba karena bencana global, bukan kepunahan perlahan. Asteroid raksasa menghantam Bumi di pesisir Meksiko pada akhir Periode Krutasius 65 juta tahun silam yang menyebabkan reptil ini punah.

Temuan yang diterbitkan di jurnal Royal Society Biology Letters ini menyatakan, asteroid raksasa memusnahkan hewan ini. “Temuan ini memberi bukti dinosaurus tidak mati secara perlahan sebelum meteor menghantam,” ujar Dr Tyler Lyson dari Yale University.

Inilah Cara Terbentuknya Tata Surya

INILAH.COM, Jakarta – Ilmuwan tak sepenuhnya tahu cara terbentuknya tata surya. Namun, ini adalah penjelasan terbaik yang disetujui sebagian besar kaum cendekia tersebut.

Awan molekul yang runtuh ke dalam dirinya sendiri dan membentuk tata surya sekitar 4,6 miliar tahun silam, menjadi penjelasan yang disetujui ilmuwan. Dalam penggambaran yang disebut model nebula ini, matahari menjadi yang pertama terbentuk kemudian dikelilingi cakram gas dan debu berputar-putar.

Cara Matahari terbentuk

Beberapa bukti, termasuk hasil studi 2010 oleh ilmuwan di lembaga Carnegie, menunjukkan adanya kontraksi yang didorong ledakan supernova terdekat. Menurut ‘From Suns to Life: A Chronological Approach to the History of Life on Earth’ (Springer, 2004), kekuatan lain seperti perbedaan kepadatan juga menyebabkan awan ini mulai runtuh.

Awalnya, gas yang terkumpul dalam pusat padat cakram berputar ini menciptakan Protosun. Tabrakan antara molekul memanaskan benda-benda lain dan akhirnya meningkatkan suhu hingga 10 juta derajat Celcius.

Tabrakan yang makin panas dan ganas ini memicu reaksi nuklir yang mengubah Protosun menjadi bintang. Menurut ‘From Suns to Life,’ proses ini memakan waktu sekitar 100 ribu tahun.

Cara Planet terbentuk

Sementara itu, dalam materi cakram yang mengelilingi matahari muda, proses yang disebut akresi membentuk planet, bulan, komet serta asteroid. Partikel kecil yang saling bertabrakan membentuk tubuh yang lebih besar akhirnya mencapai ukuran planetesimal, hingga beberapa diameter kilometer.

Ukuran ini cukup besar untuk menciptakan gravitasi sendiri. Kemudian menurut Lunar and Planetary Institute, badan-badan ini menarik lebih banyak partikel kecil dan menyisakan yang terbesar saja.

Di daerah panas dekat Matahari berkembang, air pada planetesimal ini cenderung menguap dan gasnya tersapu keluar dan hanya materi berat, seperti silikon dan logam bisa mengembun menjadi padat. Planet muda di tata surya bagian dalam (seperti Bumi) terbentuk dari materi ini, batuan padat.

Lebih jauh dari bintang baru, suhu dingin dan es yang melimpah memungkinkan tubuh yang jauh lebih besar terbentuk dan menciptakan inti planet seperti Yupiter dan Saturnus. Menurut buku referensi astronomi edisi ketiga ‘The Solar System’ sebuah buku referensi astronomi, inti-inti ini cukup besar sehingga gravitasi bisa menarik gas dari nebula sekitar dan menciptakan raksasa gas di luar tata surya.

Obyek lain di tata surya

Di luar Neptunus, di bagian cakram yang lebih dingin, tak ada cukup materi tersedia untuk planetesimal tumbuh menjadi raksasa gas. Potongan-potongan terhambat ini akhirnya membentuk sabuk Kuiper.

Menurut ‘The Solar System,’ bidang planetesimal lain yang menjadi sabuk asteroid antara Mars dan Yupiter diduga disimpan dari penggumpalan planet oleh gravitasi Yupiter. Model Nebula inilah yang menjelaskan mengapa semua planet berada di orbit bidang rotasi matahari. [ast]

Inilah Rahasia Terbesar Venus


INILAH.COM, Jakarta – Meski planet kedua di tata surya ini memiliki nama serupa dewi cinta Roma namun planet ini tak penuh cinta. Untuk permulaan, permukaan planet ini mencapai 900 derajat Fahrenheit.

Karenanya, planet kedua ini dinobatkan sebagai planet terpanas di tata surya. Lebih buruk lagi, selimut tebal karbon dioksida menekan 92 kali tekanan atmosfer Bumi di lanskap kering. Awan kusam yang menghalangi pandangan pada permukaan planet itu merupakan asam sulfur.

Seperti dibayangkan, mempelajari Venus terbukti menjadi pekerjaan sulit. Sedikit demi sedikit, ilmuwan mempelajari lebih banyak mengenai tetangga Bumi ini. Berikut beberapa misteris terbesar mengenai obyek paling terang di langit setelah matahari dan bulan.


Iklim serupa Bumi

Venus kadang disebut sebagai ‘kembaran jahat’ Bumi. Dalam ukuran, komposisi dan lokasi orbit, neraka Venus sebenarnya planet termirip Bumi. Di awal sejarah Venus, para ilmuwan menduga dunia itu sangat mirip Bumi, dengan lautan dan iklim lebih dingin.

Namun, lebih dari beberapa miliar tahun, efek rumah kaca yang ada sangat berpengaruh. Venus sekitar sepertiga lebih dekat matahari dibanding Bumi. Karenanya, Venus mendapat sinar matahari dua kali lebih banyak. Panas ekstra ini menyebabkan penguapan hebat di awal permukaan air.

Pada akhirnya, uap air terperangkap panas yang lebih panas. Pemanasan lebih lanjut planet ini memicu penguapan yang lebih besar hingga akhirnya lautan pun mengering dan menghilang. “Mekanisme ini masuk akal dari Venus awal yang seperti Bumi menjadi Venus saat ini,” kata kurator Astrobiologi David Grinspoon di Denver Museum of Nature & Science.

Ilmuwan interdisipliner pada misi Venus Express, pesawat ruang angkasa yang mengorbit Venus sejak 2006, ini mencari tahu kapan persisnya dan bagaimana Venus menjadi ‘tungku’ untuk membantu pemodelan perubahan iklim Bumi dan menghindarkan Bumi dari nasib serupa Venus.

Atmosfer berotasi super

Venus memutari porosnya jauh lebih lambat dari Bumi. Alhasil, setahun di Venus serupa 243 hari di Bumi. Berdasar hal ini, diketahui angin di puncak awan Venus bisa mencapai 360 km/jam atau 60 kali kecepatan memutar planet.

Secara proporsional, jika angin serupa muncul di Bumi, angin awan khatulistiwa mencapai kecepatan menakjubkan, 9.650 km/ jam. Pendorong cepatnya rotasi Venus adalah energi sinar matahari, papar Grinspoon. Namun, cara kerja penuh fenomena ini tetap menjadi misteri.

Berputar terbalik

Saat dilihat dari kutub utara matahari, semua planet di tata surya mengorbit matahari dengan arah berlawanan dan semuanya hampir berputar searah sumbunya. Namun tidak untuk Venus. Planet kedua ini memiliki rotasi retrograde seperti Uranus.

Artinya, matahari terbit dari barat dan terbenam di timur di planet itu. Perputaran searah jarum jam ini mungkin hasil tabrakan kosmik awal dalam sejarah Venus.

Petir misterius

Petir dari awan Venus hingga kini masih menjadi pertanyaan terbuka. Meski pesawat ruang angkasa Venus Express telah ‘mendengar’ elektromagnetik statis yang secara karakteristik menghasilkan petir di Bumi, kamera belum pernah ‘menangkap’ petir ini, kata Grinspoon.

Cara terbentuknya petir ini juga masih misterius. Di Bumi, peran kunci dimainkan kristal es awan. Di Venus, pasokan bahan ini sangat sedikit dijumpai di atmosfernya yang sangat kering.

Kehidupan Alien di Venus?

Grinspoon mengakui adanya argumen masuk akal mengenai kehidupan Venus, bukan di permukaan planet yang super panas itu namun di awannya. Sekitar 50 km di atas awan seharusnya ada tempat yang bisa dihuni yang memiliki tekanan dan suhu seperti Bumi.

Untuk mendapat energi, makhluk mengambang menyerupai bakteri bisa menggunakan sinar matahari atau bahan kimia di awan. Tentunya, makhluk ini akan mentolerir asam sulfat. Di sisi lain, extremophiles di Bumi menunjukkan, kehidupan bisa berkembang di lingkungan paling keras sekalipun. “Sangat perlu menjelajah awan karena beragam alasan. Salah satunya kemungkinan keberadaan kehidupan eksotis ini,” tutup Grinspoon. [mdr]

Inilah Tujuh Asteroid Terunik di Tata Surya


INILAH.COM, Jakarta -Asteroid, benda berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi lebih besar daripada meteoroid, ternyata banyak tersebar di tata surya kita. Namun, hanya beberapa yang memiliki kisah unik tersendiri. Seperti apa?

Pada 17 Juli lalu, pesawat Dawn NASA bertemu asteroid Vesta. Hal ini merupakan momen ketika manusia bisa melihat asteroid dari dekat. Vesta, seperti kebanyakan asteroid lain, berada di cincin seperti donat dari sabuk asteroid utama yang memisahkan Mars dan Yupiter.


Asteroid lain berada sangat dekat matahari. Namun, tak semua asteroid tampak senang, terbukti banyak asteroid yang juga memiliki lintas orbit di tata surya.

Ceres

Asteroid terbesar saat ini adalah Ceres. Massa asteroid ini setara sepertiga massa sabuk asteroid. Saking besarnya, obyek ini memiliki kekuatan gravitasi untuk menarik dirinya sendiri. Ceres juga disebut sebagai ‘planet kerdil’ layaknya Pluto.

Setelah ‘menengok’ Vesta, Dawn akan berkunjung ke Ceres yang diperkirakan sampai pada 2015 untuk mempelajari komposisinya serta mencapi tahu kemungkinan adanya cairan di bawah permukaannya.

Baptistina

Baptistina merupakan nama salah satu keluarga termuda asteroid di sabuk asteroid. Menurut model komputer, asteroid muncul 160 juta tahun silam dengan ukuran diameter 60km dan 170km.

Salah satu batu ini menghantam Bumi 65 juta tahun silam dan membantu kepunahan dinosaurus. Sisa hantaman asteroid ini terkubur di semenanjung Yucatan dan Tekuk Meksiko.

Kleopatra

Percaya atau tidak, banyak asteroid memiliki bulan, bahkan beberapa diantaranya memiliki dua satelit. Salah satunya adalah Klepoatra yang memiliki dua bulan bernama Alexhelios dan Cleoselene. Asteroid metalik ini memiliki bentuk yang tak lazim, yakni tulang anjing, dengan ukuran panjang, tinggi dan lebar 217x94x81 kilometer. Sedangkan bulan-bulan asteroid ini memiliki ukuran diameter 5km dan 3km.

Hektor

Seperti Kleopatra, Hektor sangat panjang, dengan dimensi panjang dan lebar sekitar 370x200 kilometer. Hektor juga memiliki bulan. Bedanya, asteroid ini tak ditemukan di sabuk asteroid utama. Benda kemerahan ini menjadi Trojan terbesar yang terjebak di orbit Yupiter.

Themis

Asteroid besar ini menjadi benda langit pertama yang diketahui memiliki es di permukaannya. Pada 2009, penyelidikan menggunakan cahaya infra merah memastikan keberadaan es serta karbon atau molekul organik.

Karakteristik ini membuat Themis menjadi kandidat kuat penghantar air dan karbon pada permukaan Bumi muda yang panas dan kering, empat miliar tahun silam.

Toutatis

Asteroid ini diberi nama serupa dewa Celtic. Benda langit ini menjadi asteroid paling aneh. Pasalnya, bukannya berputar mengikuti sumbunya, asteroid ini memiliki gerakan yang tak beraturan.

Asteroid ini berpotensi mendekati Bumi namun karena orbitnya kacau, kapan asteroid ini mencapai Bumi tak bisa diprediksi.

Apophis

Pada 2004, Toutatis mencapai posisi terdekatnya, 1,61 juta kilometer, dengan Bumi. Namun, terdapat batu-batu lain yang pernah sangat dekat Bumi, dan yang paling mengkhawatirkan astronom adalah Apophis. Batu ini ditemukan pada 2004.

Apophis sendiri merupakan nama dewa kegelapan Mesir. Asteroid ini akan kembali berada dekat lingkungan Bumi pada 2029. Saat itu, ilmuwan memperhitungkan kesempatan benda langit ini menabrak Bumi, dalam perhitungan yang cukup mencengangkan, yakni 1 dibanding 40.

Beruntungnya, perhitungan terbaru menunjukkan, kemungkinan asteroid ini menabrak Bumi menjadi nol. Disebutkan, pada 2029, asteroid ini akan berada 30 ribu kilometer di atas permukaan Bumi. [ast]

Selasa, 02 Agustus 2011

11 Langkah Agar Otak Menjadi Cerdas


Para ilmuwan dari University of California, Berkeley, AS, pernah meneliti otak tikus. Mereka menemukan, otak tikus tumbuh sebesar 4 persen saat mereka dipaksa menjalankan tugas mental setiap hari, misalnya mencari jalan keluar dari lorong yang berliku, memanjat tangga, dan bersosialisasi dengan tikus lain.

Nah, otak tikus saja bisa dilatih untuk tumbuh, apalagi otak manusia. Makin dilatih, otak kita pasti kian tajam. Kehilangan daya ingat dalam jumlah tertentu pada usia berapa pun adalah wajar, sama seperti terjadinya perubahan pada organ tubuh lain. Yang penting, jangan malas untuk rajin melatih otak kita agar daya ingat tetap kuat sepanjang masa.

Berikut ini adalah 11 Langkah Agar Otak Menjadi Cerdas

1. Latih kemampuan mengamati.
Perhatikan lingkungan sekitar. Rekam dalam pikiran apa yang Anda lihat, mulai dari yang paling sederhana dan diteruskan dengan observasi yang lebih rumit.

2. Asah indra.
Bisa dilatih dengan membedakan rasa makanan yang disukai dan yang tidak. Menyadari bau dan aroma di sekitar atau bunyi-bunyian yang ada di jalan atau mungkin rasa panas atau dingin udara di sekitar Anda.

3. Hafalkan nama teman-teman dan pasangkan nomor teleponnya.
Ada berapa yang bisa diingat? Latih supaya bisa mengingat lebih banyak.

4. Pelajari sesuatu yang baru.
Banyak membaca dan berkenalan dengan hal-hal lain yang mungkin bukan bidang Anda, bisa bahasa asing, pengetahuan tentang komputer, dan lain-lain.

5. Gunakan tangan supaya mengikuti petunjuk otak.
Misalnya bermain gitar, mengetik tanpa melihat tuts, mengerjakan prakarya dari kayu, atau berlatih menulis halus.

6. Tekuni hobi.
Gunakan kesempatan untuk mengembangkan hobi Anda.

7. Pelajari dan hafalkan tanggal-tanggal penting, menyangkut anggota keluarga, teman, atau perayaan tertentu.

8. Hafalkan sesuatu yang Anda sukai.
Bisa jadi itu puisi, lagu, kalimat dari sebuah buku atau kata-kata seseorang. Sebisa mungkin juga usahakan agar kalimat yang digunakan adalah bahasa asing.

9. Latihan menghafal urutan angka berderet panjang, misalnya 32145687390282930498.
Ini adalah bentuk latihan memperbaiki daya ingat jangka pendek. Lakukan dengan mengelompokkan atau memecah bilangan itu menjadi beberapa bagian, misalnya 3214568 kemudian 7390282 dan terakhir 930498.

10. Ingat perjalanan pribadi.
Apa yang sedang Anda kerjakan satu jam lalu, minggu lalu pada hari Rabu pukul 10.00, misalnya. Dengan siapa, di mana, dan seterusnya.

11. Ingat dan teliti ulang pengeluaran harian.
Apa yang Anda beli kemarin? Berapa uang yang ada dalam dompet Anda sekarang? Kapan Anda terakhir mengambil uang tunai, dan seterusnya.

Latihan-latihan ini akan memungkinkan sel otak tetap aktif dan jaringan penghubung antarsel otak semakin rapat. Kegiatan mental yang menantang meningkatkan jumlah sirkuit aktif atau sinapsis dalam otak. Semakin banyak sirkuit, semakin banyak asosiasi, makin besar pula kemampuan mengingat.

BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN

A.     Besaran dan Satuan v   Pengukuran adalah kegiatan membandingkan besaran dengan satuan atau suatu cara untuk mengetahui besarnya...